Monday 30 March 2015

TRIP TO KETAPANG KALIMANTAN BARAT PART 1

Bertepatan tanggal 10 Oktober 2014 kemarin, saya berkesempatan berkunjung ke kota Ketapang, Kalimantan Barat. Kota Ketapang adalah salah satu Daerah Tingkat II di provinsi Kalimantan Barat. Ibu kota kabupaten ini terletak di Kota Ketapang, sebuah kota yang terletak di tepi Sungai Pawan. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 31.240,74 km² dan berpenduduk sebesar 427.460 Jiwa (2010).

Terdapat beberapa rute yang biasa dipakai untuk mencapai Kabupaten Ketapang dari Pontianak, diantaranya Sungai, Darat, dan Pesawat. Perjalanan darat dari Pontianak menuju Kabupaten Ketapang dapat ditempuh tidak sampai 10 jam perjalanan menggunakan sepeda motor, dan tidak berbeda jauh jika menggunakan roda empat / mobil. Rute ini ditempuh melalui jalur jalan Trans Kalimantan, yang nantinya jalan ini juga akan menghubungkan empat Ibu Kota Provinsi di Pulau Kalimantan yaitu Pontianak, Banjarmasin, Samarinda dan Balikpapan. Jika dilihat dari peta di bawah ini ada garis merah yang menunjukkan arah penghubung jalur tersebut.
Jika kita dari pontianak, mulai menuju sungai ambawang dan melaju ke arah Tayan, sampai di Tayan kita menyebrang dengan Feri ASDP ke Piansak, setelah itu langsung lenjutkan perjalanan menuju kecamatan Balai Bekuak, setelah sampai di Balai, disana ada SPBU jika ingin mengisi bahan bakar dan melanjutkan perjalanan ke kecamatan Aur Kuning dan Sandai, setelah sampai disandai kita dapat melanjutkan perjanan ke arah Kecamatan Nanga Tayap sekitar 45Km yang memakan waktu kurang lebih 30 menit. Setelah sampai di Kecamatan Nanga Tayap nantinya kita akan menemukan persimpangan.
Jika anda berniat untuk istirahat dan melanjutkan perjalanan esok harinya, di Nanga Tayap menyediakan beberapa tempat untuk menginap, salah satu Penginapan yang ada di Kecamatan Nanga Tayap adalah Penginapan / Losmen Cermai Nanga Tayap karena lokasinya berada ditengah-tengan kecamatan, dimana terdapat Kamar dengan fasilitas yang lumayan. 
Kemudian untuk menuju ke arah ketapang maka kita harus ambil arah belok ke kanan. dari Nanga Tayap ada dua rute yang bisa dilalui agar sampai di Ketapang. Rute pertama yaitu lewat jalan Tangjungpure, jalur ini jika cuaca cerah perjalanan dapat ditempuh dalam waktu 2jam sampai ketapang, jalur inilah yang biasa digunakan oleh masyarakat setempat untuk menuju Ketapang. Kemudian jalur kedua yaitu lewat jalan Siduk yang dapat ditempuh dalam waktu 3-4 jam, jalur ini yang biasa digunakan jika cuaca dalam keadaan musim penghujan, hal ini dikarenakan jalan Tanjungpure sulit dilalui karena medannya merupan tanah berpasir, sehingga susah untuk dilalui saat musim penghujan.

Kebetulan kemarin saya menggunakan transportasi sungai yaitu dengan menggunakan KLOTOK ( kapal kayu) yang berada di pelabuhan Rasau, Kabupaten Kubu Raya. Untuk mencapai pelabuhan Rasau, diperlukan waktu sekitar 1-2 jam dari Pontianak Kota. Dengan memakai sepeda motor, saya dan teman saya berhasil mencapai Pelabuhan Rasau -+ 2 jam. Sekitar pukul 4 sore, klotok berangkat dari pelabuhan rasau jaya. Perlu untuk teman semua ketahui, biaya naik klotok untuk satu orang adalah 60 ribu rupiah, karena saya membawa sepeda motor dan teman saya, jadi total biaya yang kami bayar adalah !80 ribu, sepeda motor dikenakan biaya 60 ribu. 

Selain Klotok, teman teman juga bisa menggunakan Feri penyeberangan. tapi karena pas saya sampai ke pelabuhan rasau klotok yang tersedia sudah mau berangkat, jadi saya tidak mau menunda lagi untuk menunggu. Klotok ini nantinya akan merapat ke Pelabuhan Teluk Melano. Dari teluk melano ke kota ketapang diperlukan waktu -+ 3-4 jam , well, butuh perjuangan yang ekstra yah. hehe
Senja pun datang, mesin klotok sudah dinyalakan, andddddd, here we go. maaf, saya tidak sempat berfoto ketika klotok lepas landas, hehe. dalam perjalanan ke pelabuhan teluk melano, klotok beberapa kali singgah, pertama singgah di Kubu, biasanya dimanfaatkan penumpang untuk pipis, beli makan, atau minuman, sekitar 15 menit berhenti di Kubu, klotok pun lepas landas lagi, persinggahan berikutnya adalah Pelabuhan Batuampar, saya sampai di Batuampar sekitar jam 12 malam. 

( karena malam, saya cuma bisa fotoin plang dermaganya aja )
sekitar pukul 4 subuh, saya sampai di pelabuhan teluk melano dengan selamat sentosa, alhamdulillah. setelah sepeda motor diturunkan dari klotok, saya dan teman saya lanjut tancap gas ke teluk melano, perjalanan memakan waktu 2 jam untuk mencapai teluk melano dengan sepeda motor, disana saya mnginap dirumah teman saya yang bersama saya , karena ajakannya lh saya mau berkelana ke bumi Ketapang ini.saya berada di Melano sekitar 3 hari, tempat yang asri, hijau dan lumayan banyak objek wisatanya. check this out...........................






Masih banyak foto foto lainnya yang tidak sempat saya posting ke sini. 
foto ini saya ambil di hari pertama saya di teluk melano. 3 hari berikutnya saya berangkat ke Kota ketapang.  silahkan baca part 2 nya yaaaaa. 
Read More »

SEJARAH TERBENTUKNYA KERAJAAN DI NATUNA

Assalamu'alaikum warahmatullahiwabarakatuh.
Kebetulan tidak ada kerjaan di kost, hari hujan, saya pun pergi ke wi-fi corner di dekat kost saya.
Setelah beberapa hari tidak posting sesuatu, kali ini saya akan mencoba berbagi informasi kepada kawan kawan semua yaitu asal muasal kerajaan di Pulau Natuna, Kepuluan Riau. CHECK THIS OUT BRO!!!!

Pada abat ke -7 di belahan Barat Nusantara berdirilah kerajaan Maritim Sriwijaya dengan armada dagang yang menguasai jalur-jalur pelayaran sebelah Utara melalui Laut Cina Selatan, sebelah barat melalui Selat Malaka dan sebelah Timur menguasai Laut Jawa.

Seorang pendeta Cina yang bernama I TSING pada tahun 671 Masehi singgah di Kerajaan Sriwijaya memberitakan tentang perjalanannya ke Sriwijaya dalam bukunya : 

“Ta.t ang yu ku fa kao seng chouan dan nan hai ki ko usi ne chouan” (Footnok)

Diantaranya mengisahkan perjalanan laut I TSING di laut Cina Selatan telah singgah di Gugusan pulau-pulau, ada yang besar ada yang kecil. Pulau Besar dalam bahasanya disebut NAN TOA, Sedangkan "NAN" berarti Pulau, dan "TOA" berarti Besar, jadi artinya adalah "PULAU BESAR". Bermula dari sebutan "NAN TOA" inilah Sejarah Natuna berawal.

Setelah mengalami pasang surut kerajaan Sriwijaya mundur dan diganti oleh Kerajaan Majapahit di tanah Jawa. Seluruh kepulauan Nusantara takluk kepada kerajaan Majapahit dan tak luput pula kepulauan "PULAU BESAR" (Natuna sekarang). Pelaut-pelaut Majapahit dalam perjalanannya ke negeri Cina, Siam, Campa, Kamboja dan Annam (Vietnam) selalu menyinggahi "PULAU BESAR" (Natuna sekarang) baik waktu pulang maupun pergi untuk keperluan menambah perbekalan air dan menunggu angin kencang mereda. Pada waktu itu Gugusan "PULAU BESAR" (Natuna sekarang) merupakan pulau yang berhutan lebat, banyak terdapat burung-burung Serindit, sejenis burung Bayan/ Kakatua yang kecil. Oleh karena itulah "PULAU BESAR"   (Natuna   sekarang) berubah   sebutan   menjadi   atau diganti nama menjadi PULAU SERINDIT" (Natuna sekarang) Di pulau ini di beberapa telah ada penghuninya antara lain Segeram. Seluan dan Setahas. 


Setelah Malaka jatuh ke tangan Portugis Putra Sultan Mahmud Syah I yaitu Sultan Allaudin Riayat Syah mendirikan Kerajaan Johor pada tahun 1530-1564 M, merupakan kelanjutan dari Kerajaan Malaka. Pada masa pemerintahan beliau menempatkan atau menganngkat Datuk Kaya Datuk Kaya sebagai wakilnya di "PULAU SERINDIT" (Natuna sekarang) yaitu:

  1. Pulau-pulau Jemaja - Datok Amar Lela
  2. Pulau-pulau Siantan - Datok Kaya Dewa Perkasa
  3. Pulau Serindit ( Kemudian Pulau Bunguran ) - Datuk Kaya Inddra Pahlawan
  4. Pulau Sabda (Kemudian Tambelan)-Datuk Kaya Timbalan Siamah.

Pada masa Pemerintahan Sultan Allauddin Riayat Syah III (Th. 1597-1655 M) memerintah di Johor, menurut kisahnya Sultan Johor ini mempunyai seorang Putri yang bernama  "ENGKU PATIMAH” yang sejak kecilnya mengidap sakit lumpuh dan tidak dapat berjalan. Oleh karena sultan merasa malu, maka Sultan mengambil keputusan untuk membuang putrinya,

Secara diam-diam memang sudah dipersiapkan oleh pihak Istana Johor untuk kelengkapan keberangkatan yaitu 7 buah Pejajap (Perahu) dengan segala perlengkapannya, termasuk pengawal serta Inang dayangnya yang kesemuanya berjumlah 40 orang. Setelah persiapan rampung maka bertolaklah Sang Putri ENGKU FATIMAH dengan dibekali sebuah "MAHKOTA".

Setelah berhari - hari mengarungi taut tanpa tujuan sampailah iring-iringan PUTRI ENGKU FATIMAH itu di pulau-pulau Siantan dan mereka mengambil kesempatan untuk beristirahat di pulau-pulau tersebut, Setelah selesai beristirahat mereka segera melanjutkan perjalanannya. Berhari-hari mereka mengarungi lautan dan sampailah iring-iringan PUTRIENGKU FATIMAH di Tanjung Galing Pulau Sabangmawang, Setelah melihat tempat untuk bermukim kurang memuaskan, mereka memutuskan untuk melanjutkan pelayaran ke Segeram.


Akhirnya iring – iringan PUTRI ENGKU FATIMAH   terdampar  di Kukup (Pulau Pasir) atau jalik di muara Sungai Segeram   Dan dari   sini   mudiklah penjajap -  penjajap itu masuk ke Sungai Segeram dan berlabuh dekat suatu perkampungan. 

Mendengar ketibaan  ENGKU   FATIMAH  Putri  dan   Sultan   Johor  di   Pulau Srindit,   maka   "DATUK   KAYA   INDRA  PAHLAWAN"   berdatang sembah. Mengingat kedatangan sang putri membawa Mahkota Kerajaan yang memerintah dari Sultan Johor, maka dengan senang hati Datuk Kaya Indra PahJawan menyerahkan kekuasaan Sang putri, Penyerahan itu diterima pula dengan senang hati oleh Putri Engku Patimah serta mengajak rakyatnya membangun pemerintahan yang baru. 

Sekitar tahun 1610 Masehi kedatangan Engku Fatimah di “Pulau Serindit” ( Natuna Sekarang ) menurut sejarah di segeram ada seseorang di gelari “ DEMANG MEGAT” yang mana asal usul sebenarnya tidak di ketahui dengan pasti. 

  


Alkisah menceritakan DEMANG MEGAT ini adalah seorang yang hanyut di atas rakit Buluh betung atau Aur, dan rakit tersebut hanyut di bawa arus dan masuk ke Sungai Segeram, di pinggiran sungai segeram banyak terdapat batang Laning dan rakit tersebut sangkut di antara sela – sela kayu, dan dari situlah DEMANG MEGAT berjangkit – jangkit naik ke darat, tubuh megat berbulu di dadanya dan tidak berpakain sebagaimana layaknya. 

Maka bertemulah rombongan Engku Fatimah dengan DEMANG MEGAT di Daerah Segeram tersebut. Pada pertemuan ini DEMANG MEGAT diajak berbahasa Melayu tetapi ia tidak mengerti bahasa Melayu, rupanya DEMANG MEGAT hanya bisa berbahasa Siam dan beragama Budha. kemudian DEMANG. MEGAT di Islamkan oleh para pengikut Putri Engku Patimah serta  dikawinkan dengan Tengku Fatimah dengan tidak ada kemalangan apa-apa, Dalam upacara perkawinan itu Megat diberi gelar “ORANG KAYA SERINDIT DINA MAHKOTA". Adapun maksud dari kata DINA adalah berasal dari keadaan di Engku Fatimah sendiri yang merasa dirinya Hina Dina karena cacat lumpuh serta dibuang oleh ayahandanya Sultan ke PULAU SERINDIT yang jauh dengan dibekali sebuah MAHKOTA KERAJAAN".
Maka sekitar tahun 1610 Masehi sejak kedatangan Engku Fatimah ke PULAU SERINDIT, dan setelah Megat bergelar "ORANG KAYA SERINDIT DINA MAHKOTA", mulailah PULAU SERINDIT berperintahan sendiri dari Kerajaan Johor atas kuasa Engku Fatimah yang berpusat di Segeram. Megat memerintahkan rakyatnya membuat sebuah Mahligai tempai bersemayam Engku Fatimah. Mahligai dibuat dari bahan KAYU BUNGUR maka dari nama KAYU BUNGUR inilah PULAU SERINDIT berganti nama menjadi "PULAU BUNGURAN".

Catatan: Menurut kamus Indonesia karangan WJS Poerwarda-minta bahwa KAYU BUNGUR adalah sejenis kayu yang bunganya berwama ungu.
Berawal dari kebiasaan Pendeta Cina I TSING menyebut Pulau Besar dengan sebutan NAN TOA, "NAN” artinya Pulau, dan "TOA" artinya Besar, inilah kebiasaan berawal. Kebiasaan lidah orang Melayu, NAN TOA ini pun berubah sebutan menjadi "NATUNA" hingga sekarang.

source : http://www.worldnewsdodi.com/2015/03/asal-muasal-kerajaan-natuna.html?m=0
Read More »

Sunday 15 March 2015

Jalan Jalan ke Pulau Randayan

Hello guys, kali ini saya akan berbagi pengalaman dan informasi tentang Pulau Randayan. Apa kalian tau dimana Pulau Randayan? nah berikut ini saya deskripsikan tentang Pulau Randayan, check this out !!!


Pulau Randayan merupakan salah satu obyek wisata di Kalimantan Barat yang terletak di kawasan Kepulauan Lemukutan Besar, terletak di Laut Cina Selatan di sebelah Barat Pulau Kalimantan. Pulau Randayan dapat ditempuh dalam waktu kurang lebih 2 jam dengan menggunakan perahu kelotok dari dermaga Teluk Suak, Sungai Raya Kepulauan. Jaraknya yang tidak terlalu jauh membuat Wisata Pulau Randayan sangat asyik untuk dikunjungi. Pulau Randayan memiliki alam yang sangat indah serta pemandangan bawah laut yang sangat eksotis. Selain itu, pantai pasir putih yang dimiliki Pulau Randayan sangat indah untuk menarik wisatawan datang ke pulau ini. Kita dapat ber-snorkling sambil menikmati ekosistem bawah laut yang masih terjaga keasriannya.
Sebagai salah satu obyek wisata andalan yang dimiliki oleh Kalimantan Barat, Pulau Randayan selama ini telah banyak dikunjungi oleh para wisatawan lokal, domestik, maupun asing. Jika dilihat dari kejauhan, Pulau Randayan memiliki pantai dan warna air yang sangat jernih sehingga cocok untuk olahraga menyelam. Selain itu, bagi para wisatawan yang merasa capek menikmati pemandangan pulau ini dapat langsung beristirahat di villa-villa kecil yang disediakan oleh pihak pengelola pulau. Sambil beristirahat mereka juga dapat sambil menikmati hembusan angin pantai yang sepoi-sepoi karena villa-villa tersebut menghadap ke laut.
Di dasar laut Pulau Randayan, terdapat banyak misteri kehidupan. Dari perilaku hidup terumbu-terumbu karang, hingga kisah-kisah makhluk hidup lainnya. Mereka tumbuh dan berkembang biak secara alami dalam sebuah mata rantai kehidupan yang laut yang unik. kondisi geografis pulau ini sangat layak dikunjungi. Letaknya sangat strategis dan aman serbuan ombak besar Laut Natuna. Berdasarkan catatan yang ada, Pulau Randayan memiliki karang hidup sekitar 4,50 hektar, karang mati 3,69 hektar, lamun 0,63 hektar, dan pasir seluas 4,77 hektar. Kondisi itu sangat memungkinkan bagi siapa pun yang memiliki hobi menyelam untuk mengeksplorasi keindahan alam bawah airnya.
Tahun 2013 kemarin, saya beserta teman sekelas di kampus menyempatkan diri untuk mengunjungi pulau randayan ini. Bertolak dari Pontianak sekitar jam 6 pagi dengan memakai sepeda motor, kami sampai ke ke dermaga penyeberangan Teluk Suak sekitar pukul 9 pagi. Jika anda baru pertama kali ke sini, cukup mudah mengenali dimana tepatnya lokasi dermaga penyeberangan Teluk Suak, disebelah pintu masuk terdapat sebuah klenteng yang berwarna kemerahan, dan saya juga menyempatkan untuk mengabadikan momen tsb bersama teman teman saya. Sesampainya disana, kami menitipkan sepeda motor kami di tempat penitipan sepeda motor dengan biaya 5 ribu rupiah. Setelah itu, saya beserta teman teman saya langsung menuju ke sebuah kelotok ( pompong) untuk menyeberang ke Pulau Randayan. Perjalanan menuju ke Pulau Randayan memakan waktu sekitar 2 jam. Direkomendasikan pergi ke Pulau Randayan sih pas musim teduh, jarena kemarin kami berkunjungnya pas musim angin kencang, jadi gelombang dilaut agak tinggi. Jadi,siapkan antimo buat anda yang tidak tahan sama ombak laut. 
foto foto dulu didepan klenteng hihi

dermaga penyeberangan teluk suak

didalam klotok


And,,,,,,,, lepas landasssssss hehehe








Selama perjalanan menuju Pulau Randayan, anda akan disuguhkan dengan pemandangan yang begitu indah, bermacam macam pulau dengan beraneka bentuk ( anda juga bisa melihat video perjalanan saya di youtube https://www.youtube.com/watch?v=9qfGljwh2ig. 

And finally, kita sampai dengan selamat tanpa kurang satu apapun kecuali lapar,karena selama perjalanan kami lupa membeli bekal / snack  heheh. kami sampai di pulau randayan sekitar pukul 11 siang.
ini dia pulau randayan. 






langsung foto foto





kelaparan.

penginapan di pulau randayan


ada lesehan juga lohh,


Setelah sampai, lami mendengar kabar tidak mengenakkan dari kapten klotok. beliau mengatakan tidak bisa menjemput kami pada sore harinya, padahal rencana kami di pulau randayan hanya satu hai alias pergi pagi pulang sore. si kapten mengatakan kalau menjemput kami di sore hari resiko nya besar yaitu gelmbang pasang dan kami hanya bisa dijemput keesokan harinya. yah mau gimana agi, terpaksa kami mengiyakan pernyataan si kapten klotok tersebut. untungnya, kami membawa uang lebih, jadi langsung kami pesan nasi goreng di pulau randayan tsb. terdapat 1 toko yang menjual konsumsi disana, seperti makanan ringan, air mineral, nasi goreng dll. karena lapar, kami kompak memesan nasi goreng yang harga nya relatif sama dengan di pontianak yaitu 12 ribu perporsi udah termasuk telur goreng. hanya saja, untuk air mineral dan makanan ringan agak terasa mahal bagi kami yang masih mahasiswa yaitu 7 ribu untuk air mineral 1 liter dan 10 ribu perbungkus untuk makanan ringan. kami lebih dikejutkan dengan harga sewa penginapan yang mencapai 6oo ribu permalam. setelah berunding dengan teman teman, kami memutuskan untuk tidur diluar/ dan dilesehan pada malam harinya. 

kecapean terpaksa pasir pantai jadi kasur dan angin laut jadi kipas anginnya



Setelah puas menjahili teman teman saya yang tidur, saya dan beberapa teman saya memutuskan ntuk pergi mengelilingi pulau, waktu yang kami tempuh untuk mengelilingi pulau randayan sekitar 1 jam karena medan yang berbatu dan licin .







puas berjalan jalan, saya dkk pun merasa gerah dan kami memutuskan untuk mandi, yah, ritual yang wajib dilakukan kalau kita mengeksplorasi pantai, pasti mandi dipantai....




Sore itu kami habiskan waktu untuk mandi dipantai Pulau Randayan yang sangat jernih, sayangnya pantai tersebut berbatu kerikil jadi hati hati untuk anda yang menginjaknya akan terasa sedikit sakit.
Satu hal yang sangat saya sayangkan dari pulau randayan adalah kurangnya persediaan air tawar untuk mandi dan bilas selesai mandi dipantai. at this moment saya dkk pun susah payah mencari air untuk mandi, setelah berusaha cukup keras, akhirnya kami mandi. perlu diketahui, pulau randayan menggunakan sumber daya matahari sebagai penopang listrik dipulau ini, tapi ada juga beberapa penduduk yang menggunakan genset untuk penerangan. 
hanya segelintir warga yang kami temui saat kami berada disana, hanya ada beberapa rumah warga yang menetap di pulau randayan, begitu juga dengan wisatawan, saat saya tanya dengan seorang bapak penduduk setempat, katanya karena kami perginya hari senin, wisatawan kebanyakan pergi saat hari sabtu dan hari libur.

malam harinya, tidak ada tempat tidur, kami kompak tidur diluar ditepi pantai melawan angin malam yang menusuk tulang, untungnya saya dkk membawa jaket tebal , meskipun begitu, tetap saja masuk angin hehehe.



muka udah meah semua kebakar sama matahari wkwkwkw
tonton video detik detik kepulangan kami dari pulau randayan di sini ( https://www.youtube.com/watch?v=L7NtMU57cMA )

THANKS ^_^

Read More »